Harga Makin Mahal, Apa yang Bisa Dilakukan Milenial untuk Beli Rumah?
Tim | CNN Indonesia | Sabtu, 23 Jul 2022 09:38 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Memiliki rumah sendiri tentu merupakan impian bagi banyak orang, termasuk bagi generasi milenial. Maka tak heran, banyak orang yang mulai menabung untuk segera memiliki hunian.
Namun, harga properti yang kian hari kian mahal menjadi tantangan bagi calon pembeli rumah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan mengatakan generasi milenial makin sulit punya rumah karena kenaikan harga rumah yang tidak sebanding dengan pendapatan.
Lantas apa yang bisa dilakukan agar milenial tetap bisa membeli rumah?
1. Mau Berkomitmen
Perencana Keuangan MRE Mike Rini mengatakan milenial cenderung takut untuk berkomitmen jangka panjang, termasuk untuk memberi rumah. Padahal, komitmen jangka panjang menjadi modal utama membeli rumah.
Jika sudah memiliki komitmen yang kuat untuk membeli rumah, milenial juga harus disiplin dan mampu memprioritaskan kepentingan. Mike menjelaskan komitmen jangka panjang tidak hanya membantu milenial mampu membeli rumah, tetapi juga membantu untuk mengakumulasi aset jenis lainnya.
“Untuk bisa sukses secara finansial, dibutuhkan mental dan mindset yang tepat. Disiplin, punya komitmen jangka panjang tidak hanya bisa diterapkan pada membeli rumah tetapi juga pada aset lain,” ujar Mike pada CNNIndonesia.com, (22/7).
Mike juga menyarankan milenial untuk memandang rumah sebagai kebutuhan primer yang harus dipenuhi, bukan hanya untuk memberikan kenyamanan. Jadi dibandingkan dengan keinginan lain, rumah harus diingat sebagai prioritas bukan pilihan.
2. Beli Bertahap
Mike menyarankan milenial untuk tidak berpikir membeli rumah yang sesuai dengan yang diidam-idamkan jika belum memiliki dana yang cukup. Milenial dapat membeli rumah secara bertahap, mulai dari yang sederhana hingga yang diimpikan.
“Pertama, misalnya Anda masih single mungkin belinya studio dulu. Nanti kalau sudah menikah baru pindah misalnya ke rumah susun dua kamar. Jadi secara bertahap sesuai siklus finansial,” ujar Mike.
Saat membeli rumah mulai dari yang sederhana, milenial juga bisa sekalian membangun relasi yang baik dengan bank dalam hal KPR.
Dampaknya, pada saat ingin pindah ke rumah dengan pinjaman dari bank yang sama akan lebih mudah karena bank tersebut telah mengetahui reputasi Anda sebagai pembayar KPR yang lancar.
3. Mencari Pendapatan Tambahan
Perencana Keuangan MRE Andy Nugroho mengatakan kenaikan harga properti cenderung tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Maka dari itu, milenial harus mencari pendapatan tambahan dengan mencari pekerjaan tambahan atau dengan membuka bisnis.
“Kita enggak bisa mencegah atau mengatur harga rumah kenaikannya jangan tinggi. Kita harus mengejar ketertinggalan pendapatan, mau enggak mau kita harus bekerja ekstra,” ujar Andy.
4. Kurangi Pengeluaran Tak Mendesak
Andy menyarankan agar milenial mengurangi pengeluaran agar bisa mencapai target memiliki rumah sendiri. Milenial harus bisa menyaring lagi pengeluaran yang tidak mendesak, seperti membeli kopi di cafe atau berlangganan layanan streaming.
“Itu menurut saya jadi pemborosan juga. Healing sih healing, ngopi ya ngopi, tapi apa harus tiap hari? Apa gara-gara demi menuruti kesenangan jangka pendek kemudian jadi enggak bisa beli properti?,” ujar Andy.
5. Jangan Lupakan Me Time
Andy mengatakan setiap orang tetap perlu untuk mengalokasikan dana untuk kesenangan pribadi atau me time. Misalnya untuk travelling, membeli buku favorit, atau berlangganan layanan streaming film. Namun, ia menekankan dana untuk me time tetap perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.
Me time, menurut Andy, tetap perlu dilakukan agar kondisi psikologis tetap terjaga dengan baik akibat bekerja ekstra. Jika psikologis dalam keadaan baik maka semangat untuk mencari uang akan semakin tumbuh.
“Me time penting supaya kita segar lagi, mencari uangnya semangat lagi. Me time itu penting, tetap harus dilakukan, tetapi hari ditakar sendiri. Jangan sampai kebablasan,” ujar Andy.
(fby/sfr)