Share This News!

Sri Mulyani Mau Suntik Modal BTN Lewat PMN Rp 2,48 T

MARKET – Teti Purwanti, CNBC Indonesia | 29 August 2022 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan permohonan privatisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kepada Komisi XI-DPR, Senin (29/8/2022).

Privatisasi BTN akan dilakukan melalui rights issue, di mana pemerintah akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,48 triliun.

Setelah dilakukan penelaahan, ada pengurangan PMN bagi BTN sebanyak Rp 500 miliar dari PMN awalnya yang diusulkan senilai Rp 2,98 triliun. Sehingga PMN BTN mencapai Rp 2,48 triliun dan juga akan ada rencana tambahan untuk rights issue. Porsi publik rencananya sebesar Rp 1,65 triliun.

Rionald Silaban, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN) mengatakan privatisasi BTN akan dilakukan dengan Right Issue, pemerintah akan mengambil haknya dengan memberikan PMN sebesar Rp 2,48 triliun yang berasal dari cadangan pembiayaan investasi APBN 2022.

“Kami berharap dengan adanya PMN ini, maka dapat dilakukan perbaikan CAR Tier I BTN, sekurang-kurangnya 15,4%” jelas Rio.

CAR BTN hingga kuartal II 2022 hanya sebesar 12,6%, sedangkan rata-rata bank lain di atas 20%. Terdapat potensi penurunan CAR akibat meningkatnya ATMR kredit BTN sebesar Rp 58 triliun menjadi Rp 168,4 triliun atau setara penurunan CAR sebesar 4,7% menjadi 12,6%.

Foto: Dok Kemenkeu PMN BTN

Foto: Dok Kemenkeu PMN BTN

Selain itu, PMN ini juga diharapkan bisa membuat BTN tetap menyalurkan KPR 1,32 juta unit rumah selama 2022 hingga 2025.

Adapun manfaat privatisasi adalah bagi pemerintah mendukung program prioritas nasional di bidang perumahan dan meningkatkan kontribusi penerimaan negara pada 2022-2025.

Sementara itu, bagi masyarakat dengan tersedianya 1,32 juta unit rumah bisa meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan para pekerja di sektor perumahan.

Terakhir, bagi BTN bisa menjadi penguatan permodalan melalui perbaikan Modal Tier I yang akan meningkatkan kapasitas penyediaan perumahan oleh BTN dan menurunkan cost of fund BTN dari pendanaan modal tier-2.

Dirut BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan tidak mengetahui alasan mengapa PMN BTN turun. Hanya saja hal itu akan mempengaruhi CAR yang ditargetkan.

“Kalau PMN diberikan, CAR BTN akan bisa melebihi threshold. Kalau diberikan semua, CAR akan berada di posisi 15,4% namun kalau tidak hanya akan sekitar 14,5%,” jelas Haru.

Selain Right Issue, BTN berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp 1 triliun.

Obligasi berkelanjutan IV Bank BTN Tahap II Tahun 2022 senilai Rp 1 triliun tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan IV Bank BTN dengan target dana hingga Rp 8 triliun.

Dana yang diperoleh dari hasil emisi Obligasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan sebagai sumber pembiayaan kredit.

Obligasi tersebut akan diterbitkan dalam dua seri. Pertama, Seri A merupakan Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 5,50% per tahun, berjangka waktu tiga tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp 600 miliar.

Seri kedua, Seri B merupakan obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,00% per tahun, berjangka waktu lima tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp 400 miliar.

(vap/vap)