Semakin Banyak Anak Muda Ingin Memiliki Rumah
MARKET – rob, CNBC Indonesia | 21 January 2023 22:01
Jakarta, CNBC Indonesia – Semakin banyak anak muda membutuhkan rumah.
Dari sisi demografi pencari properti, hampir 51% adalah laki-laki dan 49% adalah perempuan. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti generasi muda. Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22,0% sementara pencari properti berumur 25-34 tahun berkontribusi sebesar 26,4%.
Tren tersebut berdasarkan data 99.co dan Rumah123.com. Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.
“Gen Z, Gen Y sangat attach dengan teknologi, tapi saat dilihat di lapangan, pemangku kepentingan saat melakukan edukasi tidak melakukan hal tersebut. Generasi muda 60% life stage-nya sudah digital, tapi justru informasi yang tersedia secara digital terkait properti malah sangat minimal. Sehingga ada gap, dan menjadi tantangan terbesar. 99 Group sebagai media, mencoba menjembatani gap tersebut,” terang CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan dalam keterangan resmi.
Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen. Berdasarkan preferensi harga yang dicari di laman 99.co dan Rumah123.com, properti dengan harga Rp 1 miliar).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Agus Fadjar Setiawan menjelaskan, Bank BUMN dan Bank Swasta masih mempertahankan bunga KPR dalam level yang rendah, meskipun bunga acuan terus meningkat, karena likuiditas perbankan yang secara umum masih bagus.
Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV, sektor properti dapat berkembang dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.”
Di sisi lain, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Fitrah Nur, menjelaskan arah kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman, hingga 2024 mendatang. Dari pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang seperti TASPEN dan BPJS Ketenagakerjaan.
“Saat ini terdapat beberapa program prioritas yang diusung oleh PUPR dalam rangka mendorong laju sektor real estate di tahun ini, di antaranya adalah pembangunan rumah susun sewa untuk masyarakat, pembangunan rumah tapak di daerah terdampak bencana, peningkatan rumah masyarakat dengan subsidi sebesar Rp 20 juta rupiah untuk setiap KK, insentif infrastruktur bagi pengembang rumah subsidi dan pembangunan rusun pekerja di IKN,” papar Fitrah.
(rob/dhf)