Share This News!

Gonjang-Ganjing Bunga KPR Naik, Beli Rumah Ini Paling Aman!

News – Ferry Sandi , CNBC Indonesia | 29 September 2022 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Cicilan rumah mengalami kenaikan akibat naiknya suku bunga bank. Namun itu tidak berlaku pada perumahan bersubsidi, dimana rumah dari kategori ini aman dari dampak kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Perbedaan nasib antara rumah komersial dan subsidi langsung terkena kepada para pemiliknya, yakni dalam cicilan. Rumah subsidi memiliki dukungan subsidi dari pemerintah, sehingga suku bunganya tidak terpengaruh. Suku bunganya sebesar 5,00% fixed sepanjang jangka waktu kredit.

“Subsidi 5% tetap, disubsidi pemerintah. Kalaupun suku bunga misal 13%, dia tetap 5%. Kalau komersil kan tergantung suku bunga. Kalau ini kan disubsidi pemerintah, 15 tahun 5% aja, nggak naik-naik,” kata Ziad, tim pemasaran dari perumahan Taman Sari Residence yang berlokasi di Kabupaten Bogor kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/9/22).

Cicilan rumah subsidi juga termasuk rendah, yakni berkisar dari Rp 1,2 jutaan/bulan untuk rentang waktu 20 tahun hingga Rp 3,3 jutaan/bulan untuk cicilan selama 5 tahun. Harga rumahnya pun saat ini masih di angka Rp 178 juta sesuai aturan pemerintah. Dengan DP Rp 6 juta, maka plafon KPR di angka Rp 172 juta.

“Apabila plafon KPR yang disetujui bank lebih rendah, maka pembeli wajib menambah kekurangan DP, atau dianggap mengundurkan diri,” tulis keterangan umum di formulirnya.

Sementara itu untuk rumah komersial harus menghadapi kenyataan kenaikan suku bunga karena tidak mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah. Sebagai contoh, di perumahan lainnya di Kabupaten Bogor yakni Puri Indah Ciapus yang bekerjasama dengan BTN juga mengalami kenaikan suku bunga.

“Agustus-September awal masih 5,99%. Baru minggu kemarin naik jadi 6,24%. Kenaikan sekitar Rp 100 ribu dan tergantung BI juga, ini kan flat cuma 2 tahun, setelah itu floating,” kata Irfan, tim pemasaran Puri Indah Ciapus kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/9/22).

(hoi/hoi)