Industri Properti Masih Tumbuh di Tengah Pandemi
Liputan6.com, Jakarta – 13 Agu 2020, 11:30 WIB | Pandemi Corona Covid-19 meruntuhkan ekonomi Indonesia. Terbukti, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen. Pelemahan terjadi hampir di semua sektor termasuk properti.
Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch (IPW) Ali Tranghanda menjelaskan, industri properti terdampak pandemi Corona. Namun tak semua lini bisnis di industri ini melemah. Ada beberapa lini yang masih bisa bertahan.
Ia pun menjelaskan, pasar properti di Jabodebek-Banten naik hampir dua kali lipat selama pandemi. Hal ini tentu saja menjadi gambaran bahwa daya beli di Indonesia masih cukup tinggi.
Segmentasi harga untuk unit yang terjual di bawah Rp 300 juta dan Rp 1 miliar. Namun segmen menengah menengah atas tidak mengalami peningkatan. “Pemilihan cara pembayaran konsumen juga berubah menjadi tunai dibanding Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” jelas dia saat media gathering virtual bersama Agung Podomoro Land, seperti ditulis, Kamis (13/8/2020).
Proses transaksi properti pun akan mengarah ke digital tidak bertatap muka langsung. Mulai dari pemesanan unit, pembayaran, sampai proses jual beli yang menghadirkan notaris secara daring.
“Memang, industri properti pada saat new normal harus melakukan adaptasi dan antisipasi, karena sulit untuk diprediksi secara pasti apa yang akan terjadi nantinya,” tambah dia.
Kondisi properti pada saat era baru ini tentu saja mengalmi perubahan lebih kepada membuat konsumen lebih diuntungkan. Pasar properti saat ini lebih realistis, lebih reasonable, dan lebih affordable.
Yang dilihat oleh konsumen pada saat ini lebih ke track record, komitmen, diversifikasi dan strategi pemasaran. “Pada kondisi pandemi seperti ini, properti itu satu-satunya yang bisa menyelamatkan dan melindungi keluarga,” ungkap Ali.